Suatu ketika Syaikh Malik bin Dinar menyewa rumah dari seorang Yahudi. Setelah Malik pindah ke rumah sewanya, si Yahudi memindahkan kamar mandi dan wc-nya ke sebelah dinding tempat tinggal Malik bin Dinar, padahal dinding pemisah antara keduanya sudah rapuh dan banyak yang berlubang. Keadaan itu membuat air bekas mandi dan air najis dari rumah Yahudi itu membasahi ruang rumah Malik bin Dinar, bahkan membasahi mihrab tempat sholatnya Malik. Si Yahudi memang sengaja melakukan hal itu, agar Malik terganggu sehingga sebelum habis masanya Malik sudah pindah dari rumah yang ia sewakan kepada Malik. Akan tetapi Malik sedikitpun tidak marah, bahkan dengan senang hati setiap hari dan setiap saat ia bersihkan semua kotoran yang masuk ke ruangan rumahnya tersebut. Dan tak pernah sepatah katapun ia ucapkan kepada si Yahudi tentang perkara itu.
Lama-kelamaan
si Yahudi itu yang merasa kesal dengan kesabaran Malik bin Dinar,
hingga suatu hari ia datang menemui Malik dan berkata: “Hai Malik, apakah yang membuatmu sabar sedemikian rupa terhadap gangguan-gangguan yang kuberikan kepadamu.”
Sambil tersenyum Malik menjawab: “Karena
engkau tetanggaku, sedangkan junjungan kami, Baginda Muhammad
Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa Malaikat Jibril selalu datang dan
tak putus-putusnya berwasiat kepada beliau tentang halnya berbaik-baik
dengan tetangga, sampai-sampai beliau pernah berpikir bahwa tetangga itu
berhak memperoleh warisan. Dan selaku umat beliau, tentu saja saya
harus menunaikan apa yang telah beliau amanahkan.”
Mendengar
itu si Yahudi terdiam, ia lalu meminta maaf kepada Malik bin Dinar dan
langsung menyatakan dirinya masuk Islam. Dan dengan bimbingan Malik bin
Dinar, si Yahudi pun menjadi seorang muslim yang baik dan ta’at.
Wallahua’lam.
0 komentar:
Posting Komentar