Bismillah walhamdulillah. Dengan nama Allah serta segala puji hanya milik-Nya. sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, kekasih Allah dan kekasih semua hamba Allah yang merindukannya.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi kisah tentang dua anak Adam yang lahir pertama kali di muka bumi ini yang tentunya terdapat sebuah pelajaran dan peristiwa yang ada dalam kisah ini, yaitu Kisah Qobil dan Habil.
Allah Swt. berfirman:
"Ceritakanlah
hai Muhammad kepada mereka itu dengan sebenar-benarnya akan riwayat dua
anak Adam, ketika keduanya berkurban kepada Allah, maka Allah menerima
kurban dari salah satunya diantara keduanya, Allah tidak menerima dari
lainnya, maka ia (Qabil) berkata: demi Allah saya akan membunuhmu. Maka
Habil menjawab: Sesungguhnya Allah menerima kurban dari orang-orang yang
takut kepada-Nya. demi Allah, kalau kamu memukul dengan tanganmu karena
hendak membunuh saya, maka saya tidak akan membalas pukulanmu itu,
karena saya takut kepada Allah, Tuhan semesta alam. Sesungguhnya saya
menghendaki supaya kamu kembali dengan membawa dosa membunuh saya
beserta dosamu sendiri, maka kamu adalah masuk golongan orang-orang yang
masuk neraka, demikianlah balasan orang-orang yang aniaya. tetapi hawa
nafsu Qobil selalu hendak membunuh saudaranya, habil pun dibunuh, maka
ia (Qobil) adalah masuk golongan yang merugi." (QS. Al-Maidah:27-30)
Sejak
Nabi Adam as dan siti Hawa diturunkan oleh Allah Swt. ke bumi yang
sebelumnya mereka berdua tinggal di dalam surga, karena telah melanggar
atau berbuat kesalahan, yaitu mereka berdua memakan buah khuldi yang
telah dilarang oleh Allah Swt, disebabkan oleh bujuk rayuan Iblis
laknatullah. Di bumi inilah mereka berdua memulai hidup baru setelah
berpisah cukup lama dan akhirnya Nabi Adam dipertemukan kembali dengan
Hawa oleh Allah disuatu tempat tanah yang sangat luas (lapang) yang kini
tempat pertemuan itu dikenal dengan nama Padang Arafah yang digunakan sebagai tempat wukuf, salah satu bagian dari rukun haji.Di tempat inilah kemudian Nabi Adam dan Siti Hawa memulai hidup baru dan berkembang biak atau melahirkan keturunah pertama sebagai manusia di muka bimi ini. Setiap kali Hawa melahirkan atau mempunyai anak selalu dikaruniai oleh Allah Swt. anak kembar, yaitu laki-laki dan perempuan dalam satu kelahiran. Karena waktu itu Allah swt. membolehkan perkawinan dengan saudara sekandung, tetapi tidak boleh dengan saudara satu kelahiran (saudara kembar). Karena masih dalam tahap pertama mengembangkan manusia, maka mengawini saudara kandung diperbolehkan pada waktu itu, tetapi sekarang haram hukumnya.
Dari banyak anak Nabi Adam yang dilahirkan kembar adalah Qobil dengan saudara perempuam kembarannya bernama Iqlima dan Habil dengan saudara perempuan kembarannya bernama labuda. Oleh karena itu Allah Swt. memerintahkan kepada nabi Adam as. untuk menikahkan anak kembarnya dengan cara perkawinan silang, yaitu Qobil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Atas peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah, maka mereka berdua wajib untuk mentaatinya. rupanya ketetapan hukum itu tidak disetujui oleh Qobil, karena ia menginginkan supaya ia dinikahkan dengan saudara kembarnya, yaitu iqlima karena lebih cantik daripada Labuda saudara kembarnya Habil. Menentang dan tidak setuju dengan ketetapan Allah itu, lalu Qobil mengadu kepada ayahnya dengan maksud agar ayahnya menyetujui ia menikah dengan iqlima. Tetapi karena peraturan hukum itu telah menjadi ketetapan Allah, maka ayahnya tidak berani melanggar ketetapan itu. keadaan berubah menjadi tegang, akan hal itu nabi Adam kemudian menasihati kedua anaknya itu, agar mereka berdua sama-sama menyerahkan kurban untuk Allah Swt. Siapa kurbannya yang diterima oleh Allah, maka ia itulah yang berhak menikah dengan Iqlima.
Kemudian Qobil dan Habil sama-sama membuat kurban untuk Allah, tetapi Qobil dalam membuat kurban benar-benar tidak ikhlas karena Allah, tetapi hanya semata-mata menuruti hawa nafsunya untuk menikahi Iqlima. Adapun Habil membuat kurban benar-benar ikhlas untuk Allah dalam melaksanakan perintah ayahnya. Pada akhirnya kurban Habil yang diterima, olek karena itu Habil berhak menikah dengan Iqlima yang memiliki wajah yang cantik itu. Qobil tidak menerima kenyataan itu dan kemudian karena telah dikuasai oleh hawa nafsunya dan timbul dalam hatinya sifat iri dan dengki kepada Habil, ia berniat hendak membunuh Habil.
Habil yang telah mengetahui rencana jahat saudaranya itu tetap tenang dan berserah diri kepada Allah Swt. dan berkata kepada Qobil, "Sesungguhnya kurban yang diterima Allah adalah kurbannya orang yang benar-benar takut kepada Allah, maka kalau saudara benar-benar hendak membunuh saya, sungguh saya tidak ada keinginan membunuhmu, karena saya takut kepada Allah.
Habil kemudian dibunuh oleh Qobil. Dengan demikian peristiwa pembunuhan ini adalah pembunuhan yang pertama kali terjadi yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini. Setelah Qobil membunuh saudaranya Habil, tiba-tiba ia menjadi orang yang kebingungan lantaran mau diapakan mayat saudaranya itu, karena pada waktu itu belum tahu cara menguburkan mayat. Kemudian Allah swt. memberi contoh dua ekor burung Gagak yang berkelahi dan salah satunya ada yang mati.Maka burung gagak yang masih hidup itu melakukan penggalian tanah membuat lobang untuk menguburkan burung gagak yang sudah mati itu.
"Kemudian Allah mengirim seekor burung gagak yang melobangi tanah dengan paruh dan kakinya, supaya diperlihatkannya kepada Qobil bagaimana semestinya ia menguburkan mayat saudaranya itu." (QS. Al-Maidah:31)
Kemudian Qobil berkata:
"Amat celaka nasibku, tak dapatkah saya berbuat seperti yang dilakukan oleh burung gagak itu."
Demikianlah kisah ini diceritakan kembali. Habil adalah manusia pertama meninggal dunia karena dibunuh di muka bumi ini. begitu juga dengan Qobil adalah manusia pertama yang melakukan pembunuhan tanpa hak. dengan demikian setiap ada pembunuhan yang dilakukan tanpa hak oleh manusia, maka Qobil mendapat bagian dari dosa pembunuhan itu, karena dialah orang yang pertama kali memberi contoh tentang pembunuhan.
Akhirnya segala kekurangan dalam cerita atau kisah Qobil dan Habil ini mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun dan petunjuk agar dapat selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.
Semoga kisah ini bermanfaat dan dapat memberi pelajaran serta hikmah yang terkandung dalam kisah ini.
0 komentar:
Posting Komentar