Sabtu, 19 April 2014

Filled Under:

Kisah Kuda Dan Penunggangnya








Dalam suatu riwayat, AbduUah bin Mubaraq melihat seekor kuda perang di sebuah pasar. Kuda tersebut dijual dengan harga empat puluh dirham. Melihat hal itu Abdullah menanggapi, "alangkah murahnya kuda ini."
Kemudian si penjual kuda mengutarakan bahwa kuda tersebut memilki banyak cela.
Maka Abdullah bertanya, "apa cacat kuda ini?"

Si penjual menjawab, "ketika digunakan untuk menghajar musuh, kuda ini enggan lari. Dan ketika dikejar musuh, kuda ini malah berhenti, sehingga musuh dapat menyusul. Selain itu kuda ini juga suka meringkik dan berteriak ketika berada di tempat yang seharusnya diam."

"Wah, kuda ini dapat mencelakakan!" ucap Abdullah sambil berlalu dari tempat itu.
Namun, ternyata kuda itu dibeli oleh murid Abdullah bin Mubaraq sendiri. Pada saat perang, si murid ikut berperang dengar, mengendarai kuda tersebut, dan ternyata kuda tersebut dapat dikendalikan dengan baik. Menyaksikan hal itu, Abdullah bin Mubaraq berkata pada si murid, "apa engkau tahu kalau kuda ini memiliki cacat?"

"Ya, celanya seperti yang dikatakan si penjual itu. Tetapi, ketika saya hendak membelinya, saya berbisik ke telinganya. ‘Hai kuda, sungguh aku telah meninggalkan perbuatan- perbuatan dosa dan bertaubat pada Allah. Maka sekarang tinggalkanlah cela-cela yang ada pada dirimu.’ Kuda itu kemudian menganggukkan kepala tiga kali karena senang aku telah meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa."

Dari hikayat di atas, diketahui, bahwasannya cacat yang terdapat pada diri kuda tersebut disebabkan karena pemiliknya, dan tidak terdapat pada kuda itu sendiri. Sesungguhnya kuda (kendai aan) orang kafir melaknati pemiliknya hingga pemiliknya itu turun dari punggungnya. Begitu pula kuda tunggangan orang zalim. iUlah berfirman; "Ingatlah bahwa laknat Allah itu (berlakuj atas orang-orang alim. "

Jika Allah melaknati, maka segala sesuatu tentu juga akan melaknati. Seperti halnya kuda yang melaknati pemiliknya (penunggangnya) jika ia orang kafir, munafik atau sombong, sehingga orang itu turun dari kuda tersebut.

Dapat diketahui pula bahwa kuda juga dapat merasa senang. Ia akan menurut jika dibuat senang. Pada hari kiamat, rasa senang itu akan diwujudkan dalam sebuah bentuk. Dan rasa senang itu akan mendatangi dan menuntun orang-orang yang suka membuat senang orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Kisah Sejarah Islam.