Sabtu, 05 April 2014

Filled Under:

Kisah Hakim Yang Adil









Suatu hari Syuraih bin Al-Harith Al-Kindi didatangi oleh Amirul Mukminin  Umar Al-Khattab bersama seorang penjual kuda. Kedua-duanya bermaksud mengadukan permasalahan yang sedang mereka hadapi, dan meminta Qadhi (hakim) Syuraih bin Al-Harith untuk mengadilinya.
 
Syuraih mempersilahkan si penjual kuda untuk menjelaskan maksud kedatangannya... Lalu ia menjelaskan bahwa suatu hari Khalifah Umar membeli seekor kuda darinya.... namun selang beberapa hari Umar mengembalikan kuda tersebut dan menuntut ganti rugi... Setelah mendengar penjelasan si penjual kuda, Syuraih kemudian mempersilahkan Khalifah Umar untuk memberikan penjelasan.... Umar yang mengangkat Syuraih menjadi hakim ini pun menjelaskan bahwa ia mengembalikan kuda tersebut  dan menuntut ganti, karena kuda itu berpenyakit dan cacat sehingga larinya tidak kencang.
Syuraih kembali mempersilahkan si penjual kuda untuk memberikan jawapan.
“Saya tidak menerima alasan Khalifah Umar, karena saya menjualnya dalam keadaan sihat  dan tidak cacat,” kata penjual kuda menyanggah.
Syuraih kemudian bertanya kepada Umar, “Apakah benar ketika Anda membeli kuda itu keadaannya sehat dan tidak cacat?”
Umar menjawab singkat , “Benar.”
Syuraih pun segera memberikan keputusan terhadap perkara tersebut. Ia menyatakan bahwa Umar tidak berhak meminta ganti kepada si penjual kuda kerana ketika bertransaksi jual beli, kuda itu dalam keadaan sihat dan tidak cacat.... Beliau kemudian berkata kepada Umar, “Peliharalah apa yang Anda beli.... Atau jika ingin mengembalikannya, kembalikanlah seperti ketika Anda menerimanya.”
Mendengar keputusan Syuraih, Umar bertanya, “Benarkah keputusan Anda?”
Syuriah mengangguk dengan penuh yakin....Umar memandang Syuraih dengan kagum lantas berkata, “Beginilah seharusnya keputusan itu, ucapan yang pasti dan  keputusan yang adil.... Pergilah Anda ke Kufah, kerana aku telah mengangkatmu sebagai hakim di sana... mulai sekarang”...
Pada zaman kekalifahan Ali bin Abu Thalib,... Syuraih yang masih menjadi hakim pada ketika itu pernah juga didatangi oleh khalifah keempat itu bersama seorang Yahudi.... Ali mengadu kepada Syuraih bahwa baju perangnya dicuri oleh si Yahudi. “Aku menemukan baju besiku dibawa oleh orang ini, tanpa melalui urusan jual beli ataupun hibah..” terang Ali.
Mendengar pengaduan Ali, Syuraih kemudian mempersilahkan si Yahudi menyampaikan pembelaan. “Ini baju perangku, sebab sekarang ia berada di tanganku,” si Yahudi menyanggah tuduhan Ali.
Syuraih kemudian bertanya kepada kepada Ali, “...bagaimana Anda yakin jika ini baju perang Anda?”
Kemudian Ali menjawab, “Karena orang yang  memiliki baju perang seperti ini hanya aku.”
Syuraih kemudian berkata “Aku  tidak meragukan bahwa Anda adalah orang yang jujur wahai Amirul Mukminin, dan aku yakin baju besi ini milik Anda, tetapi Anda harus mendatangkan dua orang saksi untuk menguatkan pengakuan Anda ini.”
Maka Ali mengajukan dua orang saksi, yakni pembantunya, Qanbar, dan anak kesayangannya Hasan.... Tetapi Syuriah tidak mau menerima kesaksian Hasan dengan alasan dalam Islam kesaksian anak terhadap ayahnya tidak dapat diterima.... Mendengar  keputusan Syuriah itu Ali bertanya, “Apakah Anda tidak menerima kesaksian seorang calon penghuni syurga ?... Apakah Anda tidak mendengar Rasullulah bersabda bahwa Hasan dan Husain adalah dua ahli syurga?”
“Aku tidak menerima kesaksian seorang anak terhadap ayahnya,” jawab Syuraih tegas sambil membacakan surah Al-Maidah ayat 8 :
" Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan... "
Mendengar penjelasan Syuraih, Ali pun menerima keputusan itu dengan lapang dada....karena menurutnya, apa yang diputuskan Syuraih adalah sesuai dengan ketentuan Allah  dan Rasul-Nya.... Dia merasa bangga karena hakim yang dipilihnya dapat berlaku adil, termasuk kepada dirinya yang sedang memangku amanah sebagai Khalifah..
Ali kemudian menyerahkan baju perang itu kepada si Yahudi dan berkata, “Ambilah baju perang ini, karena aku tidak mempunyai saksi selain keduanya.”
Menyaksikan keadilan Syuraih dan kredibiliti Ali, yahudi itu berasa kagum dan berkata, “Baju perang ini memang milik Anda, aku memungutnya ketika terjatuh di perang Siffin... Hari ini aku menyaksikan seorang hakim yang sangat adil dan teguh menegakkan ajaran Allah kerana aku... Sungguh aku telah melihat kebenaran Islam... Maka saat ini juga aku menyatakan diri masuk Islam.”
Syuraih kemudian membimbingnya mengucapkan dua kalimah syahadah.... Rasa gembira atas keislaman si Yahudi,... Ali menghadiahkan baju perang yang baru saja diperselisihkannya itu dan ditambah seekor kuda.

2 komentar:

Copyright @ 2013 Kisah Sejarah Islam.